Cabai merupakan tanaman penghasil buah pedas yang masuk dalam genus Capsicum. Tanaman cabai menjadi salah satu komoditas hortikultura unggulan yang banyak dibudidayakan di Indonesia.
Budidaya cabai sendiri sebenarnya cukup mudah, tapi perlu memperhatikan beberapa faktor seperti cuaca dan kondisi tempat. Salah satu tantangan besar dalam budidaya cabai adalah musim penghujan.
Baca Juga :
- [Kuis] Kamu Penggemar Pisang? Coba Tes Wawasanmu Disini!
- Mengenal Beragam Olahan Eceng Gondok, Si Gulma Berharga!
- Awas Zonk, Ini Tips Memilih Durian yang Matang dan Manis
Musim hujan memiliki pengaruh signifikan dalam budidaya cabai, mulai dari tanaman mudah terserang penyakit, kondisi tanah berubah buruk, dan paling fatal adalah adanya potensi gagal panen.
Oleh karena itu, agar budidaya cabai dapat berjalan normal di musim hujan dan sukses panen, berikut beberapa tips yang bisa Anda ikuti dan persiapkan sebelum memulai budidaya.
1. Pilih varietas yang tepat
Pilih varietas cabai tahan penyakit dan cocok untuk musim hujan. Salah satu varietas yang disarankan adalah Drone Tavi, yang punya ketahanan terhadap virus kuning (gemini virus) dan minim risiko layu pada musim penghujan.
Selain cabai Drone Tavi, cabai Tit super LV juga bisa Anda pilih karena bisa ditanam di dataran rendah sepanjang musim, termasuk musim hujan. Cabai Tit super LV adalah cabai besar yang merupakan varietas lokal (non-hibrida).
Beberapa rekomendasi varietas cabai lain yang bisa Anda pilih karena tahan terhadap curah hujan tinggi, yakni ; Kencana (cabai besar), Ciko (cabai besar), Prima Agrihorti (cabai rawit), dan Rabani Agrihorti (cabai rawit).
2. Jadikan lokasi budidaya lebih ideal
Buat bedengan dengan lebar 120 cm dan tinggi sekitar 50-60 cm. Lahan bedengan yang besar mengantisipasi genang air sampai ke akar tanaman cabai. Air yang menyentuh akar dan terlalu lama menggenang bisa mengakibatkan akar menjadi busuk.
Selain itu, Anda bisa membuat parit dengan lebar berkisar 50 cm dan dibuat sedikit miring, yang bertujuan supaya air dapat mengalir dari ketinggian sampai kerendah dengan baik dan mengurangi potensi genangan air pada lahan budidaya.
3. Bedengan dipasangi mulsa plastik
Budidaya tanaman cabai ketika musim hujan sangat dianjurkan untuk memasang mulsa plastik pada lahan bedengan. Hal ini memang akan menambah ongkos, namun sebanding dengan manfaat yang diperoleh.
Mulsa plastik dapat melindungi dan menjaga kelembapan tanah tetap stabil, sehingga menekan pertumbuhan jamur dan bakteri di dalam tanah. Mulsa plastik juga bisa menahan pertumbuhan gulma atau rumput liar.
Tahukah kamu? Salah satu warna mulsa plastik yang banyak digunakan di Indonesia adalah mulsa plastik hitam perak. Anda butuh mulsa plastik? Klik disini sekarang!
4. Batasi pemberian pupuk
Saat budidaya cabai berlangsung di musim hujan, sebaiknya penggunaan pupuk nitrogen sedikit dikurangi. Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan bisa menurunkan pH tanah.
Tanaman cabai yang kelebihan pupuk nitrogen akan rentan terkena serangan penyakit. Oleh sebab itu, lakukan pemupukan secara berimbang dengan memperhatikan kebutuhan unsur hara tanaman.
5. Perawatan dan pemanenan yang benar
Periksa tanaman secara rutin untuk mendeteksi hama dan penyakit sejak dini, seperti bercak daun atau busuk batang. Jika ada tanaman yang mati atau terserang penyakit, segera ganti dengan tanaman yang baru.
Lakukan juga penjarangan untuk mengurangi kelembapan antar tanaman, sehingga sirkulasi udara lebih baik. Jika ada cabai yang sudah matang, segera panen untuk menghindari pembusukan akibat kelembapan tinggi.
Referensi :
https://mitrabertani.com/artikel/detail/Budidaya-Cabai-Bekal-Persiapan-Tanam-Cabai-di-Musim-Penghujan
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/23_budidaya-cabai-pada-lahan-sawah-di-musim-penghujan
https://www.vecteezy.com/photo/9337606-green-leaves-pattern-of-chilli-tree-red-green-chili-peppers-in-organic-farm (Foto 1)
Tidak ada komentar: