Maggot adalah larva dari jenis lalat BSF (Black Soldier Fly), sehingga sering juga disebut maggot BSF. Maggot sendiri berwarna coklat mirip ulat, dengan ukuran larva dewasa 15-22 mm. Siklus hidup lalat BSF kurang lebih 40-43 hari.
Sedangkan maggot dapat bertahan selama 14-18 hari sebelum bermetamorfosis menjadi pupa serta lalat dewasa. Selain cara budidaya yang mudah, potensinya yang luar biasa menjadikan maggot banyak dibudidayakan akhir-akhir ini.
Baca Juga :
- Mengintip Pertanian dalam Gedung yang Dikembangkan Jepang
- Cara Budidaya Jamur Shiitake untuk Pemula, Dibahas Lengkap!
- Tips Merawat Tanaman Cabai Agar Tetap Segar dan Produktif
Maggot mengandung protein yang tinggi, sehingga cocok dijadikan pakan ternak. Maggot juga berguna dalam proses penguraian bahan organik seperti sampah sayuran dan buah. Jika Anda tertarik melakukan budidaya maggot, silahkan ikuti panduan berikut.
1. Alat dan Bahan
Gunakan kontainer sebagai tempat budidaya, bisa wadah plastik atau kayu dengan ukuran yang disesuaikan dengan skala budidaya. Untuk bibit maggot, bisa Anda peroleh dari pembelian telur lalat BSF atau secara alami dengan menarik lalat dewasa ke area budidaya.
2. Kandang Budidaya
Siapkan kandang atau area terbuka dengan cahaya matahari dan ventilasi yang baik. Di tempat ini, lalat dewasa akan berkembang biak. Kandang bisa dibuat dengan ram kawat atau jaring kasa agar serangga tidak keluar dan gampang dikontrol.
Lanjut, buat tempat khusus untuk lalat betina bertelur, biasanya berupa lembaran karton, bambu, atau wadah yang diletakkan di dekat sampah organik atau media pakan.
Jika Anda membutuhkan jaring kasa (insectnet) untuk budidaya maggot, silahkan beli di toko kami. Harga ekonomis, kualitas tetap bombastis! Klik disini untuk info lebih lanjut.
3. Proses Peneluran
Untuk menarik lalat BSF dewasa ke area budidaya, Anda dapat menyediakan media organik yang berbau seperti limbah makanan, ampas buah, atau kompos. Telur lalat BSF biasanya akan diletakkan di celah-celah tempat peneluran yang disediakan. Kumpulkan telur tersebut setelah 2-4 hari peneluran untuk dipindahkan ke media pembiakan.
4. Pembiakan Maggot
Telur biasanya menetas sesudah 2-4 hari. Setelah menetas, larva maggot harus segera ditempatkan di media yang kaya makanan organik. Media harus selalu lembap, namun tidak terlalu basah guna mendukung pertumbuhan maggot yang optimal.
Jangan lupa memberi makan maggot berupa sampah organik, seperti sisa makanan, buah-buahan busuk, limbah sayuran, dedak, atau ampas tahu. Pastikan pakan tersedia setiap hari dan selalu diperiksa agar tetap segar.
5. Pemeliharaan dan Perawatan
Agar budidaya maggot berjalan lancar, pastikan suhu di area budidaya berkisar antara 25-30 derajat celcius dengan kelembapan yang cukup. Suhu dan kelembapan yang baik akan mempercepat pertumbuhan maggot. Jangan lupa tutup rapat wadah untuk mencegah masuknya hama seperti semut atau binatang pemangsa lainnya.
6. Pemanenan Maggot
Setelah sekitar 15-20 hari, maggot sudah siap dipanen. Maggot yang siap biasanya mempunyai panjang 2-3 cm dan berwarna putih atau kecoklatan. Larva dapat diayak atau dipisahkan dari media pakan dengan alat penyaring sederhana. Maggot bisa diberikan langsung sebagai pakan ternak dalam bentuk segar atau dikeringkan terlebih dahulu untuk penyimpanan lebih lama.
7. Pemanfaatan Maggot
Maggot mengandung protein yang tinggi sekitar 30-45%, sehingga bisa diberikan langsung kepada ikan, unggas, atau hewan ternak lainnya. Selain sebagai pakan ternak, sisa-sisa media organik yang telah diolah oleh maggot bisa dimanfaatkan sebagai kompos atau pupuk alami untuk tanaman.
8. Pembiakan Kembali
Jika ingin dikembangbiakkan kembali, sisakan sebagian maggot dan biarkan berkembang menjadi lalat dewasa untuk menghasilkan telur baru. Ini memungkinkan siklus budidaya terus berlanjut tanpa harus membeli telur baru setiap saat.
Referensi :
https://aliansizerowaste.id/2023/02/01/budidaya-maggot-bsf-solusi-kurangi-sampah-makanan-yang-menguntungkan/
Tidak ada komentar: