Camellia sinensis adalah tanaman yang ekstrak daunnya bisa diolah menjadi beragam jenis teh. Untuk orang awan, tanaman ini biasa disebut tanaman teh. Tanaman teh berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, tetapi sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia.
Baca Juga :
- Tips Menjaga Tanaman Agar Tetap Hidup Saat Ditinggal Mudik
- Mengenal Lebih Dekat dengan Sejarah Pohon Karet di Indonesia
- 5 Rekomendasi Pakan untuk Jangkrik Ternak, Bikin Cepat Besar!
Di Indonesia, tanaman teh tumbuh subur di dataran tinggi dengan ketinggian antara 200-1200 mdpl. Tanaman teh sendiri membutuhkan iklim yang sejuk dengan suhu udara rata-rata 15-25 derajat celsius. Tanaman teh juga membutuhkan kabut pagi dan hujan yang cukup.
Meskipun tanaman teh tidak dapat tumbuh optimal di dataran rendah, bukan berarti tidak bisa ditanam sama sekali. Untuk kamu yang tertarik mencoba budidaya tanaman teh namun tidak punya cukup lahan, coba gunakan polybag. Berikut panduan lengkapnya.
1. Pemilihan Bibit
Pilih bibit teh berkualitas dari sumber terpercaya, seperti pembibitan teh atau toko online. Pastikan bibit teh berasal dari varietas yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah di daerahmu. Bibit teh yang ideal untuk ditanam di polybag adalah bibit muda yang memiliki 2-3 pasang daun.
2. Persiapan Tanam
Siapkan media tanam yang gembur, porous, dan kaya akan nutrisi. Campuran tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 dapat menjadi pilihan yang baik. Pastikan media tanam memiliki pH tanah yang ideal, yaitu sekitar 5,5 hingga 6,5.
Selanjutnya, beli polybag dengan ukuran yang cukup untuk menampung pertumbuhan akar. Ukuran polybag yang ideal untuk bibit muda adalah diameter 20-30 cm dan tinggi 30-40 cm. Pastikan polybag punya lubang drainase yang baik untuk mencegah air tergenang dan akar tanaman busuk.
3. Penanaman Bibit
Isi polybag dengan media tanam hingga 3/4 bagian, lalu buat lubang kecil di tengah media tanam. Masukkan bibit teh ke dalam lubang dan timbun dengan media tanam hingga pangkal batang, jangan lupa siram media tanam dengan air secukupnya. Tempatkan tanaman teh di tempat yang aman dari angin kencang dan hujan lebat, namun tetap mendapatkan cahaya matahari cukup.
Gunakan peneduh paranet untuk mencegah angin kencang dan hujan lebat yang bisa merusak tanaman teh. Cari paranet murah? Klik disini sekarang!
4. Perawatan Tanaman
Penyiraman : Siram tanaman teh secara rutin, 2 kali sehari pada pagi dan sore hari. Pastikan air siraman meresap dengan baik dan tidak menggenang di polybag. Atur frekuensi penyiraman sesuai dengan kondisi cuaca dan kebutuhan tanaman.
Pemupukan : Berikan pupuk organik atau pupuk NPK secara berkala, 1-2 bulan sekali. Ikuti dosis dan petunjuk penggunaan pupuk yang sesuai. Pemupukan dapat dilakukan dengan cara menaburkan pupuk di atas media tanam atau mencampurkannya dengan air siraman.
Penyiangan : Lakukan pembersihan gulma secara berkala untuk mencegah persaingan dalam mendapatkan nutrisi dan air. Gulma dapat dicabut dengan tangan atau menggunakan alat bantu seperti cangkul kecil.
Pemangkasan : Pangkas tunas tanaman teh secara berkala untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan menjaga bentuk tanaman. Pemangkasan dapat dilakukan dengan menggunakan gunting.
Pengendalian Hama dan Penyakit : Lakukan pemantauan tanaman secara rutin untuk mendeteksi hama dan penyakit. Gunakan pestisida nabati atau insektisida alami jika terdapat hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
5. Pemanenan Daun
Daun tanaman teh dapat dipanen setelah tanaman berusia 4-5 bulan. Pilih daun tanaman teh yang muda dan segar untuk mendapatkan kualitas terbaik. Petik daun dengan hati-hati, hanya bagian pucuk 2-3 daun. Hindari memetik daun yang terlalu tua atau berlubang.
Tidak ada komentar: