Pohon karet memiliki nama ilmiah Hevea brasiliensis, pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 1864 oleh seorang ahli botani Belanda bernama Dr. W.H. de Vriese. Beliau membawa bibit karet dari Brazil dan menanamnya di Kebun Raya Bogor.
Awalnya, pohon karet ditanam sebagai tanaman koleksi di kebun raya. Namun, setelah ditemukannya proses vulkanisasi oleh Charles Goodyear pada tahun 1839, permintaan karet alam meningkat pesat. Hal ini mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengembangkan perkebunan karet di Indonesia.
Baca Juga :
- 4 Resep Minuman Segar dari Mentimun, Cocok untuk Buka Puasa!
- 6 Fakta Unik Lempuyang, Cairan dari Bunganya Bisa Jadi Sampo
- 5 Rekomendasi Pakan untuk Jangkrik Ternak, Bikin Cepat Besar!
Perkebunan karet pertama di Indonesia didirikan di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1876. Perkebunan ini dikelola oleh perusahaan swasta asal Belanda. Seiring dengan berkembangnya industri karet, perkebunan karet juga didirikan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada awal abad ke-20, Indonesia menjadi salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Keuntungan dari industri karet membantu Belanda untuk membiayai kolonialisme di Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang, industri karet di Indonesia mengalami kemunduran.
Banyak perkebunan karet yang ditelantarkan atau dirusak. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, industri karet kembali berkembang. Saat ini, Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir karet alam terbesar di dunia. Industri karet memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia.
Polybag banyak digunakan sebagai wadah tanam pembibitan skala besar, seperti pohon jati dan pohon karet. Ingin coba budidaya tanaman dengan polybag? Klik disini sekarang!
Manfaat Pohon Karet
Pohon karet adalah salah satu tanaman perkebunan yang begitu menguntungkan. Pohon karet bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja, menambah devisa negara, pendorong pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet, maupun meningkatkan pelestarian lingkungan serta sumber daya hayati.
Pada dasarnya, industri karet terbagi 2 jenis, yakni karet alam dan karet sintetis. Beberapa jenis karet alam yang dikenal luas antara lain bahan olah karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet spesifikasi teknis (crumb rubber), karet siap olah (tyre rubber), serta karet reklim (reclaimed rubber).
Selain getahnya, sebenarnya kayu pohon karet juga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan furniture yang berkualitas. Namun pemanfaatan saat ini belum dilakukan secara optimal, sehingga diperlukan upaya pemanfaatan lebih lanjut oleh berbagai pihak.
Referensi :
https://lindungihutan.com/blog/pohon-karet/
Tidak ada komentar: