Ulat hongkong merupakan larva kumbang tenebrio molitor. Ulat hongkong banyak dijadikan pakan hewan peliharaan seperti burung, reptil, serta ikan. Ulat hongkong sendiri dapat dibudidayakan dengan mudah.
Selain mudah dibudidayakan, permintaan ulat hongkong saat ini juga makin meningkat. Hal itu disebabkan oleh kebutuhan pakan hewan peliharaan yang cukup besar. Namun, pelaku bisnis budidaya ulat hongkong saat ini terbilang sedikit.
Baca Juga :
- 9 Buah Tropis yang Terkenal di Indonesia, Mana Favoritmu?
- Budidaya Bawang Putih di Rumah, Bikin Hemat Uang Belanja!
- 7 Tanaman Air yang Cocok Jadi Penghias Kolam Ikan Mini
Tidak heran jika saat ini, budidaya ulat hongkong adalah salah satu peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Untuk dipasaran khusus burung kicauan saja, biasanya ulat hongkong terjual hingga 100 kg setiap hari.
Jumlah tersebut terkadang bisa meningkat setiap tahun. Untuk harga ulat hongkong saat ini berapa dikisaran Rp60.000/kg dan di beberapa daerah bisa tembus hingga Rp100.000/kg.
Cara budidaya ulat hongkong tidak begitu sulit, hanya butuh ketelatenan dan kesabaran. Jika anda tertarik membudidayakan ulat hongkong, berikut beberapa tahapan yang perlu anda kerjakan.
1. Menyediakan Tempat Budidaya
Tempat yang bisa digunakan untuk budidaya ulat hongkong yaitu sebuah kandang tertutup, anda bisa memasang paranet untuk membuat ruangan lebih tertutup hingga 75% dengan suhu dan kelembapan yang tetap terjaga dikisaran 29-30 derajat celcius. Pastikan juga tempat aman dan sesuai kriteria, sehingga dapat terhindar dari tikus dan semut.
Butuh paranet untuk kandang ternak hewan? Klik disini untuk cek harganya!
2. Siapkan Wadah Budidaya
Anda bisa memakai wadah triplek atau kayu, bisa juga memakai kontainer plastik yang mudah didapat di toko perabotan rumah. Idealnya wadah ulat hongkong memiliki ukuran panjang 60cm, lebar 40cm, dan tinggi 7cm.
Jika anda memakai triplek, bagian tepinya harus dilapisi lakban, tujuannya supaya ulat tidak keluar kandang. Buat juga rak dengan rangka bambu atau kayu untuk menyusun wadah-wadah tersebut.
3. Pilih Bibit Ulat Hongkong
Langkah berikutnya adalah pemilihan bibit, pilihlah bibit ulat yang bagus supaya mendapatkan hasil yang berkualitas. Bibit dapat anda beli dari yang masih ulat atau yang sudah menjadi kumbang.
Untuk yang masih ulat, ulat bisa langsung diletakan di wadah yang sudah dipersiapkan, maksimal dalam 1 wadah diisi bibit ulat sebanyak 2kg, yang berukuran panjang 2-3cm dengan diameter 3-4 mm. Ulat tersebut nantinya akan berubah menjadi kepompong sekitar 7-10 hari secara bergantian.
4. Pemisahan Kepompong
Ulat yang sudah berubah menjadi kepompong harus segera anda pisahkan di tempat berbeda, jika tak dipisah ditakutkan ulat hongkong lain akan memakan kepompong-kepompong tersebut.
Kepompong yang akan anda pisahkan harus yang sudah berwarna putih kecoklatan, pengambilanya haruslah dilakukan secara hati-hati agar kepompong tak luka atau lecet, sebab jika kepompong luka bisa mengakibatkan kematian.
Selanjutnya, kepompong tadi ditaruh secara merata di tempat yang sudah dilapisi koran, usahakan jangan sampai bertumpuk, dan atasnya anda tutup lagi dengan koran.
Kepompong yang sudah dipisahkan akan mulai berubah menjadi serangga sayap putih atau kumbang muda sekitar 10 hari. Saat ulat menjadi kepompong anda tidak perlu memberi pakan, karena kepompong tak butuh makanan.
5. Pemisahan Kumbang
Sesudah kepompong berubah menjadi kumbang, siapkan wadah baru dan alasnya dilapisi kapas, kapas tersebut adalah tempat kumbang kawin serta bertelur.
Lanjut, ambil kumbang yang sayapnya mulai berwarna hitam mengkilap, letakkan di wadah yang sudah dilapisi kapas, sesudah 7 hari kumbang bisa dipindah ke wadah baru lagi yang alasnya juga dilapisi kapas.
Wadah yang tidak ada kumbangnya berarti berisi telur kumbang yang bakal menetas sekitar 10 hari dan berubah menjadi larva kecil, larva itulah yang disebut ulat hongkong.
6. Pemberian Pakan
Pakan ulat hongkong bisa berupa campuran ampas tahu atau dedak dengan tambahan tepung tulang supaya ulat tumbuh besar. Selain pakan tersebut, anda bisa memberikan buah atau sayur.
Anda bisa memberikan pakan tersebut sehari sekali dengan cara dikepal. Untuk minumnya, cukup semprotkan air ke dalam wadah ulat hongkong. Campurkan juga suplemen organik pada minumannya supaya ulat hongkong dapat tumbuh optimal.
7. Panen Ulat Hongkong
Siklus budidaya ulat hongkong antara lain; bibit ulat berubah menjadi kepompong, bermetamorfosis menjadi kumbang, bertelur, lalu menghasilkan larva ulat hongkong.
Metamorfosis ini bakal terus berputar dan anda dapat memanennya di usia yang tepat. Masa panen ulat dalam budidaya ulat hongkong terbilang singkat, yakni cukup dalam waktu 50-60 hari sesudah ulat menetas untuk pertama kalinya.
Sesudah larva menetas, berikan pakan buah-buahan sebelum anda memanennya. Ukuran panjang larva ulat hongkong yang siap panen yakni 33 mm dengan diameter 3 mm.
Jangan lupa pindahkan ulat yang sudah dipanen ke wadah berisi serbuk kayu, lakukan dalam kondisi bersih. Setelah terpisah, timbang ulat terlebih dahulu dan ulat hongkong pun siap untuk dijual.
Referensi :
https://www.pinhome.id/blog/cara-ternak-ulat-hongkong-untuk-pemula-agar-sukses/
https://www.harapanrakyat.com/2023/01/usaha-ternak-ulat-hongkong/
Tidak ada komentar: