Jahe merupakan salah satu jenis empon-empon yang banyak dimanfaatkan. Jahe memang dikenal mempunyai segudang manfaat bagi kesehatan.
Saat pandemi virus corona melanda, jahe banyak diburu serta dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tanaman jahe terdiri dari bagian akar, batang, daun, serta bunga.
Baca Juga :
- 6 Jenis Salak yang Banyak Digemari Orang Indonesia, Mana Favoritmu?
- Fakta Unik Kakap Merah, Ikan Laut yang Punya Nilai Ekonomis Tinggi
- 5 Burung Pintar yang Punya Kemampuan Unik, Ada yang Bisa Berhitung!
Jahe dibagi dalam tiga jenis, pembagiannya berdasarkan ukuran, bentuk, serta warna rimpangnya. Untuk kamu yang penasaran dengan tiga jenis jahe tersebut, cek ulasannya dibawah.
1. Jahe Gajah
Jenis jahe yang pertama yakni jahe gajah, ataupun sering pula disebut sebagai jahe badag. Sesuai namanya, jahe gajah ini mempunyai ukuran yang besar serta gemuk.
Ruas rimpangnya pun jauh lebih menggembung daripada jenis jahe lainnya. Warna dagingnya cenderung putih kekuningan, sehingga tidak jarang warga menyebut jahe gajah sebagai kuning.
Untuk pengolahannya, jahe gajah paling bagus dimanfaatkaan sebagai bahan utama pembuatan permen ataupun minuman sebab dagingnya yang tebal.
2. Jahe Merah
Sebab hanya tumbuh pada bulan tertentu saja, jahe merah termasuk jenis langka, itu sebabnya harganya pun jauh lebih mahal kalau dibandingkan jahe lain. Meski begitu, jahe merah tetap banyak peminatnya.
Ciri khas dari jahe merah ini ada pada warna rimpangnya yang kemerahan, berserat kasar, dan ukuran yang jauh lebih kecil ketimbang dua jenis jahe lainnya.
Kandungan minyak atsiri jahe merah ini amat tinggi, yaitu sekitar 2,58-90% dari berat kering, sehingga rasanya amat pedas. Hal itu menjadikan jahe ini lebih sering dipakai sebagai bahan utama pembuatan minyak jahe serta obat-obatan.
3. Jahe Emprit
Jahe emprit atau jahe putih ini merupakan jahe yang paling sering ditemui di pasaran. Bentuk dari jahe emprit ini kecil serta sedikit pipih dengan serat yang lembut. Di bagian dagingnya berwarna putih.
Meskipun aroma dari jahe emprit ini kurang tajam, namun rasanya tetap pedas. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan minyak atsirinya yang cukup tinggi, yaitu sekitar 1,7-8% berat kering.
Minyak atsiri pula umum kita kenal dengan minyak esensial ataupun aromatik yang amat gampang menguap. Jahe emprit sering digunakan sebagai rempah guna memasak serta pembuatan jamu.
Tips dalam Budidaya Jahe di Rumah
- Pertama, kamu perlu menentukan jenis jahe yang ingin di tanam terlebih dahulu supaya tak keliru nantinya.
- Pilih rimpang jahe yang gemuk serta berkulit halus, serta minimal berumur 10 bulan.
- Kamu dapat menanamnya di dalam pot berukuran 30 cm x 35 cm. Pot ini cukup guna menanam 3-4 jahe. Lalu masukkan tanah sebagai media tanam.
- Supaya lebih subur, kamu bisa menambahkan campuran pupuk kompos serta pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
- Pindah dan tanam rimpang jahe sekitar 5-10 cm di dalam tanah, dengan jarak 5 cm antar jahe.
- Baiknya, jauhkan pot jahe dari sinar matahari langsung serta letakkan di tempat bersuhu 24-30 derajat Celcius.
- Siram jahe tiap hari dengan air secukupnya. Air tak boleh sampai menggenang supaya jahe tidak mudah busuk.
- Jahe siap di panen sesudah berumur 10-12 bulan. Namun, ada pula jahe yang dipanen saat baru berumur 4 bulan guna diolah menjadi minuman.
Polybag sangat cocok digunakan untuk pembibitan tanaman, termasuk jahe. Cek harga polybag terbaru disini!
Produk olahan jahe sendiri sudah banyak beredar di pasaran, diantaranya yakni seperti jahe kering (simplisia), minyak jahe, bubuk jahe, oleoresin jahe serta mikrokapsul oleoresin jahe.
Sedangkan guna produk jadi yang diusahakan oleh industri makanan serta minuman diantaranya yakni bumbu masak instan, pikel ataupun asinan jahe, sirup, permen jahe, wedang serta serbat jahe.
Tidak ada komentar: