Metode permakultur atau sering disebut permanent agriculture yakni sebuah istilah untuk sistem pertanian yang menggambarkan tatanan kehidupan yang asri dan lestari secara terus menerus atau permanen. Tujuan utama dari sistem pertanian permakultur ini yaitu untuk mencerminkan keterkaitan dan keberlanjutan dari ekosistem alami.
Disamping itu, ada perbedaan mendasar dari sistem pertanian permakultur dengan sistem pertanian lainnya yakni sistem ini hampir sama dengan sistem pertanian organik, namun sistem permakultur ini seperti versi upgrade dari sistem pertanian organik. Dan mengapa bisa disebut sebagai sistem pertanian organik plus? Sebab berbeda dengan sistem pertanian biasa yang pada akhirnya meninggalkan lahan yang tak layak untuk pertanian, namun sistem permakultur justru menanggulangi dan memanfaatkan lahan dengan cara yang produktif untuk keberlangsungan ekosistem pertanian dan juga manusia.
Kata permakultur sendiri sudah diciptakan sejak tahun 1970-an oleh David Holmren dan juga Bill Mollison, dua laki-laki berkewargaan Australia. Walaupun mereka merupakan orang pertama yang memakai kata tersebut, cita-cita permakultur dalam pengertian modern sudah ada sejak awal abad ke-20, dan praktik-praktik yang membentuk inti permakultur sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Permakultur pada dasarnya adalah sebuah bentuk pertanian yang bisa dipraktikkan selamanya. Bukan hanya itu, ada 3 tujuan yang bisa Anda mengerti dari sistem pertanian permakultur ini yaitu peduli pada ekosistem bumi, keberlangsungan hidup manusia, dan juga pembagian secara adil ekosistem yang ada pada lingkungan sekitar. Maka dari itu, sistem permakultur sendiri bergerak lebih dari sekedar prinsip mekanis untuk pengelolaan semua budaya yang bisa dipakai untuk merancang sebuah sistem yang berkelanjutan.
Adapun beberapa prinsip permakultur seperti yang dijelaskan oleh David Holmgren yang sudah dirangkum menjadi 12 poin penting, diantaranya:
1. Meningkatkan desain menurut hasil observasi interaksi antar komponen ekosistem yang sinergi.
2. Menerima dan menyimpan energi alam (cahaya matahari, hujan, angin).
3. Memanfaatkan hasil pertanian dan memakainya sebagai energy terbarukan (bisa didaur ulang).
4. Hemat & efisien dalam pemanfaatan energi.
5. Lebih mengutamakan penggunaan energi terbarukan.
6. Zero waste production.
7. Seluruh aspek dipertimbangkan secara menyeluruh.
8. Mengutamakan integrasi setiap aspek.
9. Memakai pupuk yang berasal dari alam.
10. Menghindari monokultur.
11. Memantau peran setiap komponen yang biasanya tak disadari kebermanfaatannya.
12. Sigap, tanggap, dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Bukan hanya itu, ada juga contoh praktik umum pemanfaatan sistem permakultur, berikut ini penjelasannya.
Disamping itu, ada perbedaan mendasar dari sistem pertanian permakultur dengan sistem pertanian lainnya yakni sistem ini hampir sama dengan sistem pertanian organik, namun sistem permakultur ini seperti versi upgrade dari sistem pertanian organik. Dan mengapa bisa disebut sebagai sistem pertanian organik plus? Sebab berbeda dengan sistem pertanian biasa yang pada akhirnya meninggalkan lahan yang tak layak untuk pertanian, namun sistem permakultur justru menanggulangi dan memanfaatkan lahan dengan cara yang produktif untuk keberlangsungan ekosistem pertanian dan juga manusia.
Kata permakultur sendiri sudah diciptakan sejak tahun 1970-an oleh David Holmren dan juga Bill Mollison, dua laki-laki berkewargaan Australia. Walaupun mereka merupakan orang pertama yang memakai kata tersebut, cita-cita permakultur dalam pengertian modern sudah ada sejak awal abad ke-20, dan praktik-praktik yang membentuk inti permakultur sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Permakultur pada dasarnya adalah sebuah bentuk pertanian yang bisa dipraktikkan selamanya. Bukan hanya itu, ada 3 tujuan yang bisa Anda mengerti dari sistem pertanian permakultur ini yaitu peduli pada ekosistem bumi, keberlangsungan hidup manusia, dan juga pembagian secara adil ekosistem yang ada pada lingkungan sekitar. Maka dari itu, sistem permakultur sendiri bergerak lebih dari sekedar prinsip mekanis untuk pengelolaan semua budaya yang bisa dipakai untuk merancang sebuah sistem yang berkelanjutan.
Adapun beberapa prinsip permakultur seperti yang dijelaskan oleh David Holmgren yang sudah dirangkum menjadi 12 poin penting, diantaranya:
1. Meningkatkan desain menurut hasil observasi interaksi antar komponen ekosistem yang sinergi.
2. Menerima dan menyimpan energi alam (cahaya matahari, hujan, angin).
3. Memanfaatkan hasil pertanian dan memakainya sebagai energy terbarukan (bisa didaur ulang).
4. Hemat & efisien dalam pemanfaatan energi.
5. Lebih mengutamakan penggunaan energi terbarukan.
6. Zero waste production.
7. Seluruh aspek dipertimbangkan secara menyeluruh.
8. Mengutamakan integrasi setiap aspek.
9. Memakai pupuk yang berasal dari alam.
10. Menghindari monokultur.
11. Memantau peran setiap komponen yang biasanya tak disadari kebermanfaatannya.
12. Sigap, tanggap, dan mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Bukan hanya itu, ada juga contoh praktik umum pemanfaatan sistem permakultur, berikut ini penjelasannya.
Wanatani
Praktik ini disebut dengan pendekatan terintegrasi dari pemanfaatan interaksi antara pohon dan semak dengan tanaman pertanian atau hewan ternak. Kombinasi antara teknologi pertanian dan kehutanan untuk memanipulasi sistem pemakaian lahan yang lebih beragam, produktif, menguntungkan, sehat, dan berkelanjutan. Pemanfaatan sistem ini yakni pohon dan semak dipakai di dalam sistem pertanian dan hasil hutan non-kayu dibudidayakan dalam lingkungan hutan, salah satu bentuknya yakni kebun hutan.
Hügelkultur
Merupakan praktik menimbun sejumlah besar kayu di dalam tanah untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Kayu yang mengalami proses dekomposisi akan membentuk struktur berpori yang mampu menyerap air di musim hujan, jadi tanah tak akan kekeringan di musim kemarau.
Baca Juga:
Bangunan Alami
Dengan melibatkan sejumlah sistem dan bahan bangunan yang menekankan pada keberlanjutan lingkungan. Ada banyak cara untuk mencapai kelangsungan melalui bangunan alami yang mempertahankan ketahanan struktur dan pemakaian bahan yang diproses secara minimal atau bahan hasil daur ulang, memakai sumber daya terbarukan, tak beracun, dan mempertahankan kualitas udara dalam ruangan.
Tujuan utama bangunan alami yaitu kebutuhan untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan dan sistem pendukung lainnya tanpa mengorbankan kenyamanan, kesehatan, dan estetika. Bangunan alami memakai bahan yang tersedia dalam jumlah besar di alam, bisa diperbarui, dan didaur ulang. Tak hanya itu, sistem yang ada di dalam bangunan seperti sistem pengendalian temperatur dan aliran udara diusahakan alami.
Pemanenan Air Hujan
Proses ini maksudnya yakni pengumpulan dan penyimpanan air hujan untuk kemudian dipakai sebelum mencapai akuifer. Air hujan sudah dipakai sebagai air minum, air minum sanitasi hewan ternak, irigasi, dan pemakaiannya lainnya. Air hujan dari atap rumah dan bangunan lainnya yang tertampung mampu menambah penyediaan air bagi komunitas.
Meski sudah digunakan tetap masih bisa diproses ulang seperti halnya air kelabu yang bisa dipakai untuk menyiram tanaman sampai mencuci.
Pelapisan Mulsa
Pada bidang pertanian dan praktik berkebun, mulsa merupakan lapisan pelindung untuk menutupi tanah. Adapun benda yang bisa dipakai sebagai mulsa yaitu seperti bebatuan, kerikil, dedaunan, papan kayu, serpihan kayu, dan sebagainya. Lebih mengutamakan penggunaan mulsa organik sebab mempunyai fungsi lebih, yaitu menyerap air hujan, mengurangi evaporasi, menyediakan nutrisi, meningkatkan kadar organik tanah, menyediakan habitat bagi organisme tanah, menahan pertumbuhan rumput liar, mampu mengatur perubahan temperatur harian tanah, melindungi dari pembekuan, dan mengurangi erosi.
Penggembalaan Rotasi
Sebagian besar orang mengatakan penggembalaan hewan dianggap bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan, akan tetapi sekarang diketahui bahwa penggembalaan sesungguhnya yaitu model yang ditiru langsung dari alam jadi kerusakan lingkungan sangat minim. Alasannya yaitu proses penggembalaan hewan ternak dilakukan secara reguler dan sistematis berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya sambil memberikan kesempatan bagi rerumputan untuk tumbuh kembali. Sistem ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan spesies invasif dan dikerjakan untuk menggembalakan berbagai hewan ternak seperti ruminansia, kelinci, unggas, dan babi.
Tambah Wawasan Yuk, Apa Itu Metode Permakultur dalam Pertanian?
Reviewed by Yoyon Oke
on
Desember 23, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: